Jumat, 09 Oktober 2009

Monopoli Kebenaran

Masih di jaman modern ini, dikala rasionalitas telah menajdi sebuah makanan dalam hidangan setiap pencarian kebenaran oleh sebagian masyarakat dunia, disana, di dunia lain, di bagian bumi antabranta, kebenaran masih dimonopoli oleh kaum2 berjubah atau setidaknya starta mulia,.
Otoritas penyampai kebenaran dipegang oleh sebagian kelompok manusia ini, kaum2(dianggap) hina tidaklah mempunyai otoritas ini, setiap perkataan (kebenaran) bisa jadi dianggap sebagai suatu kesalahan  dan tidak patut untuk didengarkan atau kalaupun diambil masih diikuti oleh kecurigaan2 yang itupun melalui tahap analisis yang begitu ketat terhadap pesan  hanya kerena penyampainya adalah kalangan bawah dan sebuah kesalahan bisa menjadi kebenaran dikala penyampainya adalah kalangan berjubah ini, hingga akhirnya mematikan potensi analisis kritis terhadap sebuah pesan. manusia-manusia disana masih berkutat dengan sebuah pertanyaan "siapakah penyampainya?" dan menegasikan pertanyaan "apa yang disampaikannya?", yang lebih parah lagi otoritas ini dilanggengkan sendiri oleh indvidu2 dari kalangan bawah (hina)yang akhirnya penokohan lebih dipentingkan dari pada sebuah bobot pesan, saya masih ingat jelas ketika saya mengikuti sebuah pengajian dimana seoarang kyai "X" begitu getol untuk menyampaikan pembenaran terhadap perbuatan seorang kyai "Y" yang telah dianggap sebagai seorang setengah wali dan saya yakin bahwa kyai "X" tidak mengerti subtansi dari pesan kyai "Y" yang dia lakukan hanyalah sbeuah pembenaran yang dia sendiri tidak mngerti isi pesan tersebut karena ketika saya telaah tulisan2 kyai "Y" sangat jauh perbedaan subtansi isi dengan apa yang disampaikan oleh kyai "X".
hirarki ini telah mematikan potensi rasionalitas seseorang untuk menelaah pesan2 yang disampaikan, hanya kerana silsilah keluarga akhirnya kebenaran bisa di otoritasi dan dilembagakan oleh masyarakat dan menghentikan analisis pesan.
kini saatnya masyarakat untuk kembali lebih menekankan pertanyaan "apa yang disampaikan" daripada pertanyaan "siapa yang menyampaikan" karena kebenaran adalah milik semua orang, menyampikanlah adalah kewajiban sekaligus hak setiap manusia, tanpa memandang dari kalangan mana manusia tersebut berasal,kyai,ilmuwan, gerjawan,biksu, tukan becak, pelacur, pengemis, semua manusia punya kebenaran dan berhak untuk menyampaikannya, karena setiap manusia mempunyai hati nurani, sebuah tempat dimana kebenaran bernaung!
kata teman saya "bebaskeun wae lah"

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers