Jumat, 09 Oktober 2009

Kontruksi


Imam Ali pernah berkata "Benturkanlah pandangan kalian satu sama lain, niscaya kalian temukan kebenaran"
Dalam perjalanan intelektualitas manusia dalam mencari kebenaran, maka benturan-benturan pemikiran atau pandangan haruslah menjadi suatu proses penting dalam pencarian tersebut.dalam proses pembenturan inilah kita akan mencoba untuk menguji kebenaran yang telah kita dapat dengan hal-hal yang di anggap kebenaran-kebenaran lain  yang ada pada diri manusia lain. sampai dimana hal yang kita anggap sebagai suatu kebenaran itu bertahan dalam benturan tersebut, tentu hasil dari benturan tersebut bisa jadi antitesis dari kedua hal yang dianggap kebenaran yang di adukan, sehingga menemukan bentuk baru suatu hal yang di anggap kebenaran.atau juga hal yang dianggap kebenarana yang satu mendominasi atau mengalahkan sesuatu yang dia anggap kebenaran oleh yang lain dan sebaliknya. bagaimanapun kebenaran yang telah kita anggap sebagai suatu yang mapan dalam anggapan kita sebagai kebenaran harus mengalami ujian-ujian hingga juga mampu memberikan kekuatan baru terhadap kebenaran tersebut atau bahkan akan mati, tentu kita pernah mendengar bahwa "kesalahan adalah suatu kebenaran yang terbantahkan:"

pergulatan intelektualitas manusia yang mencoba mencari kebenaran, mereka akan selalu bertolak dari suatu anggapan bahwa kebenaran yang di dapat bisa jadi bukanlah kebenaran final yang masih memerlukan kontruksi dan proporsi kebenaran yang lain , juga  masih openminded terhadap kritik melalui benturan-benturan pemikiran tadi. seoarang pencari kebenaran akan selalu tunduk terhadap kebenaran, buan tundk terhadap hawa nafsu atau bahkan akalnya, namun memang dari proporsi2 kebenaran yang ditawarkan.
Banyak dalam perjalanannya manusia enggan untuk mencoba membenturkan apa2 yang dianggapnya sebagai kebenaran, egoitas eksistensialis manusia menutup hal tersebut untuk terjadi.mereka sudah merasa cukup senang melihat bayang-bayang mereka sendiri di dalam gua daripada keluar melihat sumber cahaya tersebut. dalam benturan-benturan kebenaran, suatu kritik menjadi  alat dalam mendekontruksi atau bahkan mengkontruksi kebenaran tersebut, semakin openminded sebuah kebenaran, maka semakin banyak ruang kontruksi dan juga dekontruksi bagi kebenaran tersebut, tapi merupakan hal yang wajar dalam sebuah sirklus pencarian kebenaran, kritiki menjadi sebuah hal yang wajib sebagai sebuah alat untuk menjajal ketahanan dari sebuah kebenaran.

Bagi seorang muslim, kritik adalah lahan luas pengejawantahan nilai-nilai moral dan hukum-hukum Islam; keadilan, kejujuran, kesabaran, kepekaan terhadap benar-salah, objektivitas, khauf war-raja', komitmen dan konsekuensi, berbaik sangka, hak dan tanggung jawab, saling mengakui kehormatan, keterbukaan dan lapang dada, saling percaya dan percaya diri, menajamkan daya pilih, dan masih banyak lagi. Sebaliknya pula, kritik adalah kesempatan seorang muslim menguji kemusliman dirinya pada dua dimensi; individu dan sosial. Dimensi individual berarti musyarathah, muraqobah dan muhasabah. Adapun dimensi sosial kritik yakni berusaha mengoptimalkan amar makruf nahi munkar beserta syarat-syaratnya dengan sebaik-baiknya. Pesan Imam Ali bin Abi Thalib as: "kunu nuqqodal kalam", yakni jadilah kalian pengritik ucapan. Wallahul A'lam!

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers