Jumat, 04 Juni 2010

hipster mereduksi kontra-kultural

Pernah melihat kaos bergambar "Che Guevara" dengan warna pink, saya pernah melihatnya di sebuah kopaja jurusn kaliders-grogol, kaos itu dikenkan oleh pengamen jalanan, saya tidak tahu maksudnya apa, mungkin saja si pembuat baju ingin menjadikan che sosok yang lebih romantis, seromantis film2 telenovela di negaranya casandra atau talia..... : ), dulu waktu dibandung sempat berdiskusi tentang apakah pembuatan stuff itu perlu untuk sebuah media propaganda, dan ada temen yang berkelakar..
"jangan ah,entar foto gw terpampang di kaos, dan di anggap anak band...bukan anak REBEL....seperti che guevara"
dan kami pun tertawa terbahak2....
kalau kata teman saya itu adalah budaya hipster, eits hipster disini bukanlah celana jeans ketat yang ujungnya lancip sampai gw bingung apa gak susah tuh msukin kakinya.....hipster adalah fenomena budaya yang terjadi setelah kooptasi dan koomidifikasi dari konta-kultural (dandelion-zine), kontra-kultural pada awalnya adalah sebuah sikap penolakan terhadap budaya mainstream, namun pada perjalanannya para kaum kapitalis melakukan koomodifikasi serta kooptasi terhadap budaya konta-kultural ini menjadi sebuah budaya tanpa budaya, budaya tanpa roh, mencabut semangat konta kultural sendiri dan merubahnya menjadi sebuah budaya komsumresime belaka serta euforia estetika tanpa makna perlawanan sedikitpun.
Untuk menjadi seorang yang dianggap kontra-mainstream hanya cukup dengan membeli dan memakai aksesoris/stuff yang biasa dipakai oleh komunitas kontra-kultural dan jeng...jeng....jeng....jadilah dia sebuah invidu yang tergabung dan di cap kontrakultural..identitas instan yang bisa dibeli layaknya mie instan di warung2...tanpa perlu dia melakukan perlawanan atau membaca ratusan buku untuk mengerti bahwa sistem kapitalisme adalah sistem yang telah menghancurkan kebudayaan manusia...cukup membaca panduan dandanan yang di sodorkan oleh MTv sebagai pesohor atau majalah Gadis sebagai petanya....dan bermunculanlah identitas-identitas palsu.....yang mengatasnamakan perlawanan dan ini berlaku pada sistem budaya dan identitas apapun, kapitalisme akan selalu mencoba untuk melakukan reduksi terhadap hal2 yang memang dianggap mampu memberikan kapital lebih banyak dan menjadikannya akumulasi kapital baru, tanpa peduli budaya tersebut adalah budaya perlawanan terhadap kapitalisme sendiri...dalam kasus budaya hipster maka distro yang menjadi media akumulasi kapital yang cukup efektif dalam melakukan detruksi terhadap makna-makna kontra-kultural saat ini....
yah menurut saya memang pemikiran adalah hal yang terpenting dalam membentuk sebuah identitas bukanlah sebuah style...karena pemikiran lah nantinya yang akan membentuk sebuah aksi, membumikanya dalam sebuah gerak, walaupun sytle perlente jika dia punya pola fikir melawan dia tetap akan terus melawan, tentu kita bisa lihat bagaimana seorang Rasulallah juga tidak anti kemampanan, dia tetap berpakain rapih, bersosialisi, dan hidup seperti layaknya manusia lain, namun yang membedakan adalah pola fikir beliau, atau para punggawa revolusi iran,seperti ali khomaeni,ali syariati dan lain2 mereka tetap elegan, karena memang pola fikirlah yang menentukan tindakan manusia, so kita sebagai seorang muslim semoga tetap berada dalam pola fikir islami tidak lepas dari akar rumputnya tetap kokoh sehingga memancarkan prilaku yang islami juga, karena Islam dari awal memang bukan agama symbol, bukan agama yang hanya jargon tapi agama yang implementatif yang mengharuskan penganutnya mengimplementasikan pola fikir islaminya menjadi sebuah gerak amaliyah, Islam bukan hanya sekedar baju koko,peci, atau sorban,emblem dengan bendera palestina atau tulisan tauhid, gambar mujahid di kaos,pin2 anti demokrasi atau rise Islam....bukan hanya sekedar menutup aurat..tapi lebih luas dari itu....dan kita akan mengetahui keluasaan itu ketika kita mampu mengimplementasikannya di dalam kehidupan melepaskan roh simbol2 tersebut dalam gerak yang nyata....karena kita hidup bukan di belakang tameng simbol2 atau jargon....



istilah Marxist komodifikasi adalah suatu bentuk transformasi dari hubungan, yang awalnya terbebas dari hal-hal yang sifatnya diperdagangkan, menjadi hubungan yang sifatnya komersil. (http://www.marxists.org/glossary/terms/c/o.htm).

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers