Senin, 23 November 2009

SBY, Jendral kok Peragu

Menikmati hari dengan beberapa hari kurang tidur, namun mencoba untuk tetap semangat, karena beberapa hari kedepan jika memang umurku sampai kesana, aku akan bertemu dengan saudara2 dan mencoba meleburkan kerinduan dengan ibuku di bandung, ada acara keluarga disana, tepatnya acara pernikahan sepupuku, hem...dia baru keluar sma tahun lalu ternyata telah mendahuliku...

pagi ini juga aku mulai dengan mencoba membuat teh hangat manis untuk mengusir kantuku, karena memang aku tak suka kopi maka kupilih teh hangat sebagai alternatif, rokok dji sam soe pun tak mau ketinggalan mebekar dirinya menjadi abu dan ku ambil asapnya untuk mengusir kejenuhan, beberapa hari ini memang sengaja aku ganti sampoerna mild dengan samsu karena keadaan financial memang mengharuskan aku untuk berhemat sampai gaji turun...

televisi yang menyala dari tadi malam sengaja tidak kumatikan, untuk sekedar mendengar suaranya, kebredaan suara itu sedikit memberiku rasa bahwa ada yang menemaniku, biasa acara shubuh selalu dengan acara kerohanian baik itu Islam, budha atapun nasrani, ada juga beberapa saluran TV yang menayangkang berita lebioh pagi dan kupilih saluran tersebut untuk mengejar ketertinggalan berita beberapa hari ini.
berita masih di dominasi oleh pernyataan presiden negeri ini Bapak SBY terkait dengan rekomendaasi TPF untuk penyelesain kriminlisasi KPK yang menjadi aktor utamanya Anggodo, POLRI, dan kedua pimpinan KPK, media dulu menyebutnya sebagai pertarungan cicak melawan buaya, dan mengenai skandal BANK CENTURY yang menyeret beberapa tangan kanan SBY,pidato inilah yang ditunggu2 eleman masyrakat, sejauh mana PIDATO presiden ini akan memberikan titik terang terhadap kasus tersebut , namun masyrakat ternyata terlalu berharap lebih karena ternyata PIDATO bapak SBY tetap mengambang, lebih seperti nasehat bukan sebuah perintah dan ketegasan, pidato tersebut dirasa sangat mengambang untuk sebuah PIDATO seseorang yang sebenarnya punya wewenang terhadap kedua kasus tersebut, tentu SBY boleh berkilah bahwa dirinya tidak ingin melanggar wilayah hukum,namun SBY adalah presiden dimana dia adalah juga Pimpinan POLRI, dia Juga Pimpinan kejaksaan Agung, posisi inilah yang tidak diambil oleh SBY dalam penyelesaian kasus tersebut, maka tidaklah salah jika memang timbul riak2 kecil dimasyarakat bahwa SBY mungkin saja terlibat dalam kedua kasus tersebut, atau punya kepentingan politik dalam kedua kasus tersebut, ini bisa dilihat bagaimana SBY begitu cepat bereaksi ketika kedua pimpinan KPK di tangkap langsung membuat Perpu untuk pergantian ketua KPK, walaupun belum ada kejelasan terkait status hukum dari kedua pimpinan KPK tersebut, wajar saja juga jika LSM yang menyempatkan diri untuk nonton bareng Pidato SBY kecewa, misalnya :

Direktur Reform Institute Yudi Latif mengemukakan, pidato SBY hanya memutar-mutar sehingga isinya kurang bisa dipahami secara jelas.

Mantan calon presiden dari jalur independen Fadjroel Rachman menuturkan, pidato SBY sama sekali tidak bisa memenuhi harapan rakyat yang menginginkan agar keadilan segera terlaksana.

Sementara pakar komunikasi Universitas Indonesia Effendi Ghazali mengakui secara jujur bahwa dirinya sama sekali tidak mengerti isi dari pidato SBY, dia juga menyarankan sleian reformasi di tubuh KPK,POLRI dan KEjaksaan Agung, reformasi juga harus dilakukan di tubuh SBY

Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi mengatakan, pidato SBY sudah jauh di luar konteks dari apa yang diharapkan oleh masyarakat luas.

Di pihak lain, Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid memaparkan, pidato SBY menunjukkan ketidaktegasan seorang pemimpin sehingga akan menimbulkan ketidakpuasan rakyat.

Sementara pendapat dari Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko menyimpulkan, sikap presiden tidak mengikuti rekomendasi Tim Delapan sepenuhnya.


Tentu ini menggelikan seorang jendral TNI bersikap peragu, saya tidak bisa membayangkan jika cara penyampain keputusan seperti pidato tersebut diterapkan dalam kapasitasnya sebagai seorang jendral, tentu banyak terjadi salah penafsiran terhadap grand strategi perangnya,tentu ini jadi misteri sendiri apakah presiden indonesia ini peragu...tentu kita bisa lihat kilas balik selama presiden ini menduduki jabatannya 5 tahun ke belakang, sikap peragu presiden ini ditunjukan dengan begitu kuatnya julukan the real presiden yang di tunjukan kepada wakil presidennya saat itu yaitu bapak yusuf kalla, beberapa keputusan penting dan kontroversial dilakukan oleh wapres, tentu ini sangat aneh dalam politik pemerintahan indonesia, oleh sebab itu SBY untuk menjaga popularitasnya pada tahun ini tidak menggandeng yusuf kall sebagai wakil presiden dan lebih memilih boediono yang memang juga pendiam, tentu masyarakat mungkin rindu bagaimana sikap yusuf kalla jika saat ini masih menjabat sebagai wapres, tentu akan lain ceritanya....

isu keterlibatan SBY dalam kedua kasus tersebut, keraguan sby dalam mengambil sikap juga menjadi dasar kemungkinan bahwa sby terlibat dalam kedua kasus tersebut, terutama skandal BANK CENTURY yang menyebutkan bahwa sebagaian dana terkucur ke kantong SBY untuk mendanai kampenyenya, dan kemungkinan ini bisa jadi benar, kalau melihat orang2 yang terlibat dalam kasus BANK CENTURY saat ini duduk di kuris penting pemerintahan SBY, Boediono sebagai wakil Presiden dan Sri Mulyani Sebagai Menkeu, dan jika dikaitkan dengan kriminalisasi KPK, maka KPK lah yang membongkar skandal tersebut, artinya jika kita kita bermain dengan teori konspirasi, SBY memungkinkan sekali terlibat dalam kasus tersebut, kita tunggu saja presiden peragu ini sampai kapan melenggang.....dan apakah masih bisa mengharapkan kemajuan dunia peradilan dan hukum serta pemberantasan korupsi di serahkan kepada presiden peragu...?.namun saya pesemis kasus ini usai dalam waktu dekat.....

pidato lengkap sby silahkan bisa di baca di sini

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers