Jumat, 20 November 2009

Paradoks,2 Tahun.....


Pertengahan november,masih hujan karena memang musim ini baru saja di mulai, air mulai melimpah membasahi sudut-sudur yang tersembunyi sekalipun, sungai di seberang jalanpun mulai berubah warna, dari hitam kini telah mulai kecoklat-coklatan tanah, lagu keceriaan adalah lagu tentang air, lagu tetang anak kodok yang bernyanyi bersautan, dan bau tanah yang harum..



Aku masih duduk sendiri didepan kamar kost yang luasnya hanya 3x3 meter ini, ditemani rintik hujan dan segelas air hangat, yah karena aku memang tidak terlalu suka kopi, asap yang mengepul dari mulutku hasil dari hisapan rokok sampeorna mild yang tinggal setengah bungkus sejak tapi pagi ku beli..oh yah saat ini menunjukan pukul 13.00, aku masih merenung 2 tahun sudah aku di jakarta, kota besar yang katanya tak bersahabat, mungkin orang terlalu mengdeskriditkan jakarta hingga memiliki stigma yang buruk namun tetap medan magnet, layaknya perawan putri raja yang buruk rupa namun tetap menjadi rebutan bagi pemuda2 desa bukan karena kecantikan tapi lebih karena daya magis materi, saat inipun aku berada disini mengenali setiap sisinya. 2 tahun bagiku cukup memberikan kesan bagiamana jakarta menurut pandangan individu seperti aku, dari sebuah individu diantara ribuan orng yang telah menghakimi jakarta sedemikan rupa...


Jakarta adalah kumpulan paradok, disini manusia datang dengan menanggalkan baju kearifan,kesantunan,kelembutan dan menggantinya dengan baju yang lebih keras tentu inilah mungkin yang dianggap sebagai bentuk pertahanan diri dari rimba..biar kuceritakan sedikit ketika aku naik mass transportasi..yang dikenal sebagai busway, transportasi masal ini mengambil badan jalan untuk eksklusifitas sehingga selain busway dilarang masuk pada jalur tersebut, tentu pengambilan bada jalan tersebut juga tanpa izin dari para pengendara lain yang rutin membayarkan pajak, dari arah taman kota aku membeli karcis untuk ke arah harmoni tujuanku bukan ke harmoni tapi ke blok m, karena tidak ada dari taman kota busway yang langsung menuju blok m, maka terpaksa saya harus transit di harmoni terlebih dahulu, jam menunjukan jam 9.00 cukup pagi namun matahari sudah menunjukan keperkasaannya dengan cahayanya yang menguapkan keringat-keringat di tubuhku dan terus menyumblim..

Busway datang dengan penuh sesak, temen-temanku bilang ini yang disebut sebagai aquarium berisi manusia, yah klo dilihat dari luar memang mirip seperti aquarium yang berisi manusia bergelantungan.petugas busway pun mempersilahkan beberapa orang untuk masuk termasuk aku dan seorang ibu setengah baya yang bersamaku menunggu,tentu untuk dapat duduk sudah tidak mungkin karena untuk berdiri saja aku harus berebutan tempat, ku lihat sang ibu kesusahan menyusup ke arah kerumunan namun karena sesekali busway mengerem maka kembali Hukum Inertia* memaksanya terhyung ke belakang, begitu terjadi berulang2, didepannya kulihat seorang laki-laki aku taksir umurnya 30 tahunan, duduk dengan muka lusuh, kemejanya sudah dikeluarkan setengah, duduk terdiam tidak menghiraukan sekelilingnya, tentu saya tidak akan menghakimi laki2 tersebut untuk ketidakpeduliannya pada ibu yang sedang bersusah payah mengokohkan kakinya mengikuti Hukum Inertia. mungkin sekali laki2 tersebut memng tarlalu lelah sehingga hatinya berhenti sejenak, saat ini dia sedang menaggalkan baju kearifannya saat ini dia menjadi individu yang berpusat hanya pada dirinya, mungkin sekali akan berbeda saat dia berada di kota bandung yang sejuk yang memberikan hawa kedaimaan, dimana keringat tidak terus tersumblim dan bayang2 masa depan tidak teralalu membayang, dia akan berdiri dengan kesadaran dan rasa, tidak perlu kau memiinta, atau saja jika sang ibu tersebut tidak terlalu repot memperbaiki posisinya dan menyempatkan diri memberikan senyuman pada laki2 tersebut, mungkin saja hati yang tidak bergerak menemukan bahan bakar baru yang menggerakan secara mekanika tubuhnya untuk berdiri dan mempersilahkan sang ibu duduk..mungkin dan mungkin...terllau banyak pertimbangan untuku untuk tidak melakukan penghakiman...itu secuil paradoks dan ironi jakarta yang kuliaht dari sbuah temapt sempit yang dinamakan busway...aquarium manusia kata temanku..


Senasib dengan sungai disebrang jalan itu yang hitam legam karena hujan saja sungai untuk mulai berubah warna namun aku tak yakin berubah juga kegunaan, terlalu paradoks kita membutuhkan air, kita bahagia ketika hujan turun, sehingga katak pun ikut bernyanyi namun di jakarta ini kearifan memang sudah ditanggalkan, kita begitus ayik merusaknya dengan limbah, entah limbah apa yeng membuat ia begitu hitam..bukankah dulu ketika kita masih berbaju kearifan..kita sering menggunakannya untuk bermain dan mandi, berenang menyelam mencari udang-udang yang terselip dan menyelinap di batu2 hitam seperti permainan petak umpet, kali-kail pancing asyik bermain dan sang pemancing dapat melihat dengan jelas umpannya termakan oleh ikan-ikan kecil yang berenang menjauh kembali ketika salah satu temannya tersangkut kail, namun kemudian datang lagi ketika permukaan air mulai tenang dan umpan-umpan setengah mengambang karena tertahan dengan karet bulat yang di ikat sebelum kail...bukankah air sungai itu begitu berlimpah dia mengalir tanpa henti sepanjang tahun namun menjadi tak bermakna saat air sungai tersebut berubah warna menjadi hitam karena kita merusaknya, sadar atau tidak....


Aku melihat seorang remaja yang beranjak dewasa dengan sapatu converse kw 3 mungkin...berwaran hitam dengan garis putih, sepatu yang dulu diwajibkan ketika aku masih sekolah untuk penseragaman, bukan hanya ide namun juga penseragaman materi.dipunggunnya dia menggendong tas ransel, aku baru tahu isinya adalah seragam pabrik ketika dia mencari rokok di dalam tasnya saat kami sama2 duduk untuk istirahat didalam perjalanan, aku sengaja menyodorkannya korek karena kulihat dia juga kesusahan mencari koreknya yang mungkin berda pada sudut ssempit tasnya tertumpuk dengan seragam, seragamnya berwarna biru namun sedikit pudar mungkin karena sudah lama dia menggunakannya, dan belum dapat jatah seragam baru dari pabriknya,aku sempatkan untuk memulai percakapan, pemuda itu bernama anto, pemuda desa yang berumur 19 tahun menurut pengakuannya,dia berasal dari sebuah desa di jawa timur,dan hanya lulusan sma, cerita klasik, uang menjadi raja dan penetu dalam hal ini, di jakarta  bekerja di sebuah pabrik sepatu nike hasil dari bapak dan ibunya menjual setengah sawahnya untuk menyoggok kepada yayasan agar anaknya bisa bekerja di jakarta, Rp.2 juta akunya, biaya untuk bisa masuk ke pabrik tersebut, aku bertanya bukankah dia bekerja untuk mencari uang, kenapa harus mengeluarkan uang, dia menajwab singkat "yah gak papa lah mas, keluar dulu uang, yang penting ada kerjaan" salah siapakah???



Dia mendapatkan gaji Rp.1.500.000 per bulan di potong dengan biaya kost Rp.200.000 dan biaya hidup 500.000, saya pastikan dengan biaya 500.000 ribu satu bulan dia telah sangat mengikat kencang perutnya...dan membunuh segala hawa nafsu yang disebut "keingiin" dia sedang berada pada konsepsi "kebutuhan", dan mari kita lihat berapa nilai kontrak yang didapat oleh seorang tiger woods seorang pegolf international dengan Nike hanya dengan memakai produk mereka dalam kesehariannya,nilai kontraknya 105 juta dollars, ingat dollars bukan rupiah, jika dalam mata uang rupiah saja bukan dollar untuk mencapai 105 juta si anto baru bisa mengumpulkan selama 5.8 Tahun, apalagi jika di conversi dengan dollars entah berapa tahun, anto bekerja siang dan malam memenuhi stock bahkan dengan kerja lebih namun kelebihan keringat yag tidak dibayarkan oleh perusahaan diserahkan begitu saja kepada tiger woods, apakah anto dapat melawan?tentu sulit dalam kondisi dimana pengangguran di indonesia mencapai 9.43 juta jiwa dan setengah penduduknya berada pada garis kemiskinan, tentu mereka hanya punya sedikit pilihan mengikuti yang saat ini terjadi atau melawan tirani ini...

saya jadi ingat sebuah cerita ketika seorang tahanan politik saya lupa namanya, dia bebas dan dijemput oleh anaknya, dan sang anak mengajak ayahnya itu berjalan-jalan di kota jakarta, dan sang anak dengan bangga mengatakan kepada ayahnya
"ayah, hebat kan sekarang, indonesia sudah maju, jakarta sudah dipenuhi gedung-gedung tinggi dan mewah?"
dan sang ayah menjawab
"gampang untuk membangun gedung2 tersebut, tinggal kau undang investastasi asing dan gadaikan harga dirimu untuk menjadi budak, maka dalam semalam gedung-gedung itu akan berdiri,pertanyaannya sekarang, apakah gedung-gedung itu milik kita?
"**




Note:
*Hukum Inertia
  • Setiap pusat massa benda tetap berada dalam keadaan istirahat, atau gerak seragam lurus ke kanan, kecuali dipaksa berubah dengan menerapkan gaya ke benda tersebut.
  • Sebuah pusat massa benda tetap diam, atau bergerak dalam garis lurus (dengan kecepatan, v, sama), kecuali diberi gaya luar.
 ** saya lupa nama dan detail percakapannya, namun saya mengabil intinya saja, jika ada yang tahu mungkin bisa membantu memperbaikinya itu sangat menolong

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers