Jumat, 20 November 2009

Make Trade Fair!!!

Pagi ini terasa masih dingin, embun belum beranjak dari pucuk-pucuk daun bambu,mentes sedikit ke tanah kemudian terisi kembali meluncur dari pangkal daun menuju ke ujungnya kembali,kabut masih sedikit tersisa entah beberapa bulan kedepan apakah masih bisa kulihat pemandangan menakjubkan ini, aku sekarang berada di pelataran rumahku, kampung halamanku, semakin jarang aku pulang, maka semakin kurasakan kenikmatan dan candu kerinduan..

anganku liar melayang mencari cela-cela sempit sampai ke dunia imajinasi yang tidak terbayangkan ada dalam dunia realitas, tentang manusia yang bersayap yang terbang begitu lembut, tentang air sungai yang terus riak berjatuhan kemudian seketika tumbuh lah daun dan rumput hijau dan sekajap berbuah dan kurasakan manis tidak seperti manis dalam dunia realitas punya rasa yang berbeda, entah bagaimana aku mendeskripsikannya...

anganku ditarik kembali ke alam sadarku, oleh tawa anak laki-laki kecil yang seketika sudah berada di punggungku meminta digendong sambil tertawa dan merengek untuk aku berdiri dan membawanya berjalan-jalan pagi, mungkin dia membayangkan aku sebagai kuda karena beberapa kali di jingkrakan kakinya tanda aku disuru lebih cepat berjalan, aku  hanya tertawa, sepanjang jalan melihat tingkahnya, mendengar suaranya...ku ajak dia berjalan aku aku sudah cukup lelah menggendongnya, aku ajak dia ke pasar tradisional, fikirku disinilah tempat untuk membahagiakanya, membelikanya sarapan bubur ayam..dan melihat keriuhan dan taburan ribuan aroma yang menjadi satu..aroma alami dari buah dan sayur mayur yang di jejer segar di lapak2 pasar,dia berlari lagi, mataku sampai lelah untuk terus mengikuti geraknya agar dia terus dalam pengawasanku, aku tidak mau di hilang..karena dia sebagian hidupku..

kulihat dia mulai kelelahan setelah berlari kesana-kemari melihat-lihat isi pasar, ku ajak dia istirahat di sebuah pelataran toko kelontong yang masih tutup, kubelikan dia teh hangat, dan dia meminum pelan-pelan setelah kutiup untuk sekedar mendinginkannya...
mataku kembali jauh menerawang menyibak semua yang ada dalam pasar itu...dan berbicara dalam hati

"adiku lihatlah dengan baik2 setiap sudutnya,aromanya,suasanya,senyum para penjual,segarnya sayur mayur,seni menawar, karena nanti kau masih menikmati usia panjang, mungkin tempat ini telah hilang.....ingatlah semuanya baik2 dalam memorimu..juga tentang kakakmu ini"

Pasar tradisonal entah bagiamana nasibmu dalam era globalisasi dan pasar bebas, bagaimana persiapanmu untuk menyambut ide konyol tersebut, ide yang hanya di jetuskan oleh orang2 yang tidak mengenal kearifan dan kesederhanaan, ide yang dibangun dengan keserakahan, bukan untuk kebutuhan tapi untuk keinginan.. bukankah saat ini dirimu telah tergeser jauh ke pinggir-pinggir kota karena di pusat kota telah megah berdiri swalayan modern dengan menawarkan kemudahan, namun miskin semangat tolong menolong..swalayan tersebut hadir hanya untuk memenuhi keserakahan dengan membantai petani-petani yang tidak punya ladang luas, yang akhirnya mereka menyerah dan akhirnya menjadi budak juga, itu belum pasar bebas katanya...kran pasar bebas yang sesungguhnya belum terbuka.

hasil oleh2 dari presiden sby di KTT APEC yang diadakan di singapura kemarin, salah satunya dalah persiapan dibukanya  kran pasar bebas pada tahun 2010, tentu sulit kembali untuk mengatakan bahwa SBY memiliki basic ekonomi kerakyatan, karena jelas persetujuan Indonesia ikut dalam pasar bebas jelas arah ekonomi SBY adalah liberalisme-kapitalisme, tentu sby bukan tidak tahu mengenai dampak-dampak yang akan dirasakan oleh pasar tradisional namun lebih karena sby adalah penurut dia hanya anak kecil yang baik pada tuannya dibalik kegagahannya dan kegantengannya,menurut muhammad yunnus(pemenang hadiah nobel perdamaian), 94 % pendapatan dunia saat ini adalah 40% milik orang(indvidu) super kaya dan 60% milik perusahaan, dan 6% sisa adalah milik warga dunia lain, artinya jelas kesenjangan antara miskin dan kaya begitu jauh di setiap negara dan yang mengerikan dunia ini hanya dipegang2 oleh segelintir orang yang mungkin sekali mereka adlaah orang2 serakah....

pasar bebas bukan pasar tradisional yang bisa menumbuhkan perekonomian, pasar bebas adalag ancaman bagi perekonomian negara berkembang, dengan asumsi seperti tadi bahwa 94% pendapatan dunia dan 40% disumbang oleh  oleh individu super kaya, maka jelas pasar bebas adalah alat yang mampu untuk mereka menguasai negara tanpa harus jadi presiden ataupun tanpa harus menggunakan BOm atom untuk menjajah negara, dengan tidak adanya bea masuk,cukai dan impor tentu memudahkan mereka masuk di negara2 berkembang yang selama ini terganjal dengan proteksi tersebut , dan bagi saya cukup mengherankan kenapa indonesia begitu saja menerima ususlan tersebut bukankah saat ini negara2 besar seperti amerika melakukan proteksi untuk menyelamatkan perekonomian negaranya pasca krisis ekonomi global, yang juga menunjukan bawah pasar bebas dan kapitalisme telah gagal memberikan jalan keluar bagi kesenjangan perekonomian dunia.

PLN yang masih carut marut dengan pemadaman bergelirnya menyebabkan industri dalam negeri saat ini pontang panting karena adanya biaya tambahan, makin memperumit posisi mereka dalam menghadapi persaingan di pasar bebas nanti, tentu saya tidak mengatakan bahwa PLN bandel melakukan pemadaman sampai 1 tahun kedepan, klo iya sungguh terlalu....., tentu ini mempengaruhi dengan memeprlambat produksi dan bagi yang tidak kuat akan mati sebelum berperang...

tentu pemerinta berkilah, pasar bebas bisa dikendalikan dengan regulasi namun apakah kita percaya bahwa pemerinta mampu membuat regulasi yang memproteksi industri nasional, bukankah selam ini pemerinta lebih nurut kepada kemauan para pemodal asing termasuk menggadaikan rakyatnya kepada pemodal dengan memeberikan  UMR yang tidak rasional...masih mampukah indonesia berdiri dan berkata tidak terhadap tekanan-tekanan asing untuk memproteksi bangsanya, kalau ini tidak mampu, maka bersiaplah untuk ketika melihat kesenjangan sosial yang sangat jauh dan indonesia menjadi jongos di negerinya sendiri dengan kolapsnya industri nasional dan tidak mampunya bersaing dalam pasar bebas maka pilihanya adlaah mati dalam kemiskinan atau hidup menjadi jongos di pabrik dan industri asing, inilah cerita keserakahan....


maka adikku..aku berkata kembali

"adiku lihatlah dengan baik2 setiap sudutnya,aromanya,suasanya,senyum para penjual,segarnya sayur mayur,seni menawar, karena nanti kau masih menikmati usia panjang, mungkin tempat ini telah hilang.....ingatlah semuanya baik2 dalam memorimu..juga tentang kakakmu ini"

0 comments:

Posting Komentar

 

Surga Bumi Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers